Senin, 29 Maret 2010

isolasi alkaloid

Keyword : ekstraksi, kromatografi, senyawa alkaloid, isolasi alkaloid, biji jintan hitam

Metode ekstraksi dan kromatografi lazim digunakan dalam mengisolasi senyawa alkaloid dari bahan alam. Dalam penelitian ini, dikembangkan metode isolasi alkaloid yang baru menggunakan kafein dan papaverin HCl sebagai model. Sebelum masuk ke isolasi alkaloid, dilakukan reaksi pengendapan yang selektif menggunakan larutan garam bismut. Kation dipisahkan dari endapan dengan menambahkan natrium-ethylendiamintetraacetic pada pH yang optimum. Metode ini dioptimasi dengan cara menentukan jumlah kation yang bereaksi dengan alkaloid dan menentukan pH yang optimum. Pengendapan tiap 1 mol kafein membutuhkan 6 mol kation bismut dan 1 mol papaverin HCl membutuhkan 9 mol kation bismut dan pH optimum dari reaksi adalah 2. Efektivitas isolasi dengan metode ini mencapai lebih dari 90%. Metode ini diterapkan untuk mengisolasi alkaloid dari biji jintan hitam (Nigella sativa L.) dan diperoleh alkaloid 0,13%.

sumber:

PENERAPAN METODE ISOLASI ALKALOID MELALUI PEMBENTUKAN KOMPLEKS BISMUT DALAM ISOLASI ALKALOID DARI BIJI JINTAN HITAM (NIGELLA SATIVA L.)

Oleh : LUTHFI ADHITAMA NURWAN (NIM 10704062), S1 - Department of Pharmacy Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2009-04-17 14:56:39

fungsi si senyawa alkaloid

ternyata banyak banget fungsi dari senyawa alkaloid ini, misalkan:
dari yang paling sederhana, bumbu dapur, diperoleh dari turunan piperidin
1. antispasmodik, didapatkan dari senyawa propil-piperidin
2. sedatif, dari senyawa propil-piperidin atau hiosiamin & skopolamin
3. anthelmintik, dari senyawa as. nikotinat (tumb. Areca catechu)
4. analgetik narkotik, dari senyawa kokain
5. antimalaria, dari senyawa kinina (tumb. Cinchona succirubra)
6. antibiotik, dari senyawa viridicatin
7. analgetik untuk nyeri hebat, dari senyawa morfin
8. emetik ekspektorn, dari senyawa amatina
9. antipiretik, dari senyawa beberin
10. relaksan otot, dri senyawa vinblastina
11. antihipertensi, dari senyawa germidina
12. stimulan SSP, dari senyawa d-norpseudo efedrin, theobromin yang juga berfungsi sbg diuretik
13. bronkodilator, dari senyawa theofilina
14. simpatomimetik, dari senyawa efedrin
15. insektisida,dari senyawa seradina
16. adstringen pada radang selaput lendir, dari senyawa hidrastina (tumb. Hydrastis canadensy)

dan lainya yang masih banyak lagi yang belum aku sebutkan

klasifikasi alkaloid, yang ternyata banyak

KLASIFIKASI ALKALOID yang ternyata banyak
Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal molekulnya (precursors),didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway) yang dipakai untuk membentuk molekul itu. Kalau biosintesis dari sebuah alkaloid tidak diketahui, alkaloid digolongkan menurut nama senyawanya, termasuk nama senyawa yang tidak mengandung nitrogen (karena struktur molekulnya terdapat dalam produk akhir. sebagai contoh: alkaloid opium kadang disebut "phenanthrenes"), atau menurut nama tumbuhan atau binatang dimana senyawa itu diisolasi. Jika setelah alkaloid itu dikaji, penggolongan sebuah alkaloid dirubah menurut hasil pengkajian itu, biasanya mengambil nama amine penting-secara-biologi yang mencolok dalam proses sintesisnya.
Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara:

Berdasar jenis cincin heterosiklik nitrogen
yang merupakan bagian dari stuktur molekul. Berdasarkan hal tersebut, alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis seperti alkaloida pirolidin,piperidin, isokuinolin, kuinolin, dan alkaloida indol
1. Golongan Piridina: piperine, coniine, trigonelline, arecoline, arecaidine, guvacine, cytisine, lobeline, nikotina, anabasine, sparteine, pelletierine.
2. Golongan Pyrrolidine: hygrine, cuscohygrine, nikotina
3. Golongan Tropane: atropine, kokaina, ecgonine, scopolamine, catuabine
4. Golongan Kuinolina: kuinina, kuinidina, dihidrokuinina, dihidrokuinidina, strychnine, brucine, veratrine, cevadine
5. Golongan Isokuinolina: alkaloid-alkaloid opium (papaverine, narcotine, narceine), sanguinarine, hydrastine, berberine, emetine, berbamine, oxyacanthine
6. Alkaloid Fenantrena: alkaloid-alkaloid opium (morfin, codeine, thebaine)
7. Golongan Phenethylamine: mescaline, ephedrine, dopamin
8. Golongan Indola:
o Tryptamines: serotonin, DMT, 5-MeO-DMT, bufotenine, psilocybin
o Ergolines (alkaloid-alkaloid dari ergot ): ergine, ergotamine, lysergic acid
o Beta-carboline: harmine, harmaline, tetrahydroharmine
o Yohimbans: reserpine, yohimbine
o Alkaloid Vinca: vinblastine, vincristine
o Alkaloid Kratom (Mitragyna speciosa): mitragynine, 7-hydroxymitragynine
o Alkaloid Tabernanthe iboga: ibogaine, voacangine, coronaridine
o Alkaloid Strychnos nux-vomica: strychnine, brucine
9. Golongan Purine:
o Xantina: Kafein, teobromina, theophylline
10. Golongan Terpenoid:
o Alkaloid Aconitum: aconitine
o Alkaloid Steroid (yang bertulang punggung steroid pada struktur yang bernitrogen):
§ Solanum (contoh: kentang dan alkaloid tomat) (solanidine, solanine, chaconine)
§ Alkaloid Veratrum (veratramine, cyclopamine, cycloposine, jervine, muldamine)[2]
§ Alkaloid Salamander berapi (samandarin)
§ lainnya: conessine
11. Senyawa ammonium quaternary s: muscarine, choline, neurine
12. Lain-lainnya: capsaicin, cynarin, phytolaccine, phytolaccotoxin (www.google.co.id)

Berdasar jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan.
Cara ini digunakan untuk menyatakan jenis alkaloida yang pertama-tama ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini, alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu:
1. Alkaloida tembakau,
2. Alkaloida amaryllidiaceae,
3. Alkaloida erythrine dan lainnya.
Tapi cara ini punya kelemahan: beberapa alkaloida yang berasal dari suatu tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang beda

Berdasar asal-usul biogenetik.
Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara berbagai alkaloida yang diklasifikasikan berdasar berbagai jenis cincin heterosiklik. Dari biosintesa alkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida berasal dari hanya beberapa asam amino tertentu saja. Dapat dibedakan:
1. Alkaloida alisiklik (berasal dari asam-asam amino ornitrin & lisin)
2. Alkaloida aromatik jenis fenilalanin (berasal dari fenilalanin, tirosin & 3,4-dihidrofenilalanin)
3. Alkaloida aromatik jenis indol (berasal dari triptopan)

Menurut Hegnauer, merupakan system klasifikasi yang paling banyak diterima.
1. Alkaloida sesungguhnya
Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Ada pengecualian “aturan” tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloid quartener, yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.
2. Protoalkaloida
Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen dan asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian ”amin biologis” sering digunakan untuk kelompok ini. Contoh, adalah meskalin, ephedin dan N,N-dimetiltriptamin.
3. Pseudoalkaloida
Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam amino. Senyawa biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam khas ini, yaitu alkaloid steroidal (contoh: konessin) dan purin (kaffein)






Lenny, Sovia: Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara. (2006)
www. Google.co.id
www.nadjeeb.wordpress.com

Jumat, 26 Maret 2010

fungsi alkaloid pada tumbuhan itu sendiri


Fungsi alkaloid ini bermacam-macam diantaranya:
sebagai racun untuk melindungi tanaman dari serangga dan binatang,
sebagai hasil akhir dari reaksi detoksifikasi yang merupakan hasil metabolit akhir dari komponen yang membahayakan bagi tanaman,
sebagai faktor pertumbuhan tanaman dan cadangan makanan.

sejarahnya alkaloid, yang ternyata setua peradaban manusia, wuih

Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran, teh, tuan atau tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak ada usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga permulaan abad ke sembilan belas.
Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia adalah opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan dalam obat-obatan selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai analgesik maupun narkotik telah diketahui. Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin.
Dalam tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian di bidang kimia alkaloid yang menakjubkan. Daintara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin, dan Kolkhisin. Pada tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin suatu alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut tidak hanya yang bertanggung jawab atas kematian Socrates akibat dari hisapan udara yang beracun, tetapi karena struktur molekulnya yang sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang ditentukan sifat-sifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886). Selama tahun 1884 telah ditemukan paling sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona. Kompleksitas alkaloid merupakan penghalang elusidasi struktur molekul selama abad ke sembilan belas bahkan pada awal abad ke dua puluh. Sebagai contoh adalah Stikhnin yang ditemukan pertama kali oleh Pelletier dan Caventon pada tahun 1819 dan struktur akhirnya dapat ditentukan oleh Robinson dan kawan-kawan pada tahun 1946 setelah melakukan pekerjaan kimia yang ekstra sukar selama hampir 140 tahun.

alkaloid lagie, tambahan nie

Semua Alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan ditemukan dialam punya keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tapi ada juga yang berguna dalam pengobatan, misalnya kuinin, morfin, stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan punya efek sifiologis dan psikologis. Alkaloida dapat ditemukan pada beberapa bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit batang. Alkaloida umumnya ditemukan dalam kadar kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan. ( Sovia Lenny; USU 2006)
Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina). Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang jelas untuknya. (www.google.co.id)

Kamis, 25 Maret 2010

alkaloid adalah

Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini.[1]